Sunday, March 14, 2010

Langkah Awal : Mewarnai

Kira-kira udah seminggu lebih saya berada di kota baru ini. Sekarang, saatnya melangkah untuk mulai mewarnai ruang-ruang kosong yang masih belum berwarna.

Mungkin begini langkah mewarnai :

Mencari pensil warna terbaik untuk mewarnai, memilih warna-warna menarik, dimulai dengan warna-warna cerah, dipadukan dengan warna gelap yang menambah kontras keindahan. Sulit menghapus apa yang sudah diwarnai, maka dimulailah berkreasi dengan menambah paduan warna lain untuk menutup ketidakcocokkan warna, lalu menyempurnakannya. Warnai sesuka hati, tetapi masih menggunakan pikiran dan juga perasaan. Setelah lembaran yang harus diwarnai telah penuh warna, lihat dari jauh hasil karyanya. Akan ada dua kemungkinan; puas atau tidak dengan hasilnya. Tergantung dari mana memandangnya.

Lembar kosong tanpa warna; kehidupan yang harus diisi olehku.

Pensil warna dan pilihan warnanya; saranaku untuk menjalani hidup ini, segala bentuk, cara, perilaku, manusia, dsb.

Warna cerah; kehidupan manisku.

Warna gelap; kehidupan pahitku.

Mewarnai; menjalani kehidupan ini.

Berkreasi, memadupadankan; caraku membenahi masalah, memperbaiki kesalahan.

Melihat hasil dari jauh; bersyukur.

Semua ini adalah bagian kita : mewarnai lembar kosong yang kita punya.
Sulit? Kurang petunjuk? Tentu saja tanpa bertanya siapa-siapa, dan bekerja sesuka hati.

Tanyakan pada-Nya, minta petunjuk-Nya. Lakukan terbaik bagian kita, dan Dia menyempurnakannya.

Kacamata gitta memulai langkah awalnya untuk mewarnai. Langkah di atas bukan langkah sempurna, tanpa melalui Petunjuk yang tepat.

Thursday, March 11, 2010

Culture Shock?

Tertanggal 3 Maret 2010, saya meluncur ke sebuah benua asing bukan Asia. Tiba dengan selamat sentausa, menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di sebuah kota bernama Melbourne. Begitu melewati pintu bertuliskan "Exit" dari Bandara Internasional Melbourne, satu kalimat yang keluar dari mulut saya "Tes, emang sepi banget ya ni kota." :D

Berangkat bersama dua Mama dan satu sahabat, Theresa Irene. Mama-mama kami turut mengantar, tak mau anak-anaknya "terlantar".

Sekarang, sudah seminggu berada di kota baru bagi saya ini. Masih belum bisa merasakan nikmatnya. Masih merasa asing dan bingung. Belum banyak mengenal orang-orang sekitar. Rasanya muka saya masih terlihat "cengo"di sini. Masih kaget. Mungkin ini yang kata orang "culture-shock"? Mungkin.

Belum ada pengalaman menarik sampai hari ini.

Belum ada kesan menarik sampai hari ini.

Semua masih dalam PROSES belajar, melihat dan merasa. Belajar rute bus, kereta, tram, melihat dan merasakan suasana kota ini. Saya masih beradaptasi. Dan masih sulit ternyata. :(

Semua pasti akan menjadi jauh lebih baik pada akhirnya. Amin!


Kacamata gitta masih linglung.